“Infrastruktur di Indonesia: Isu dan Kebijakan” menjadi tema besar yang dipilih oleh Progam Studi Ekonomi Pembangunan UNPAR dalam gelaran kuliah umum terbarunya. Mahasiswa yang mengambil Matakuliah Ekonomi Infrastruktur menjadi peserta kuliah umum ini.
Dr. Ir. Bastary Pandji Indra, MSP., dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia adalah pembicara utama dalam kuliah umum yang diselenggarakan pada Selasa (10/7) lalu. Di dalam kementerian tersebut, beliau menjabat sebagai Asisten Deputi Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur sekaligus juga Sekretaris Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas.
Sebanyak 40-an mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan menjadi peserta kuliah umum yang diselenggarakan di Aula Gedung 9 Lantai 8 Fakultas Ekonomi tersebut. Selama dua jam lamanya mereka belajar tentang strategi pembangunan infrastruktur, pembiayaan pembangunan infrastruktur, proyek strategis nasional, dan masih banyak lagi.
Dalam paparan awal, Bastary Pandji Indra menjelaskan tentang Skenario Pertumbuhan Indonesia 2016 – 2045. Salah satu poin penting yang ditekankannya adalah peringkat GDP Indonesia pada tahun 2016 lalu yang sudah berada di posisi ke-8 di dunia. Mengutip dari riset PricewaterhouseCoopers bahwa Indonesia akan berada di peringkat 5 di tahun 2030 dengan estimasi nilai GDP USD5.424 miliar dan naik menjadi di peringkat 4 di tahun 2050 dengan estimasi nilai GDP USD10.502 miliar berdasarkan nilai GDP dengan metode perhitungan Purchasing Power Parity (PPP). Posisi tersebut akan menjadikan Indonesia dengan perekonomian big emerging market mengingat posisi Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terkuat di Asia Tenggara.
Bastary Pandji Indra meyakini bahwa pembangunan proyek strategi nasional yang kini sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia akan memiliki dampak positif jangka panjang pada perekonomian nasional dan daerah. Salah satu contoh kecil yang ia berikan adalah peningkatan kapasitas Bandara Labuan Bajo di Flores, Nusa Tenggara Timur. Bandara yang selesai di-upgrade pada tahun 2015 lalu telah memberikan hasil nyata bagi pemerintah setempat dan warga, seperti tingkat pertumbuhan kedatangan wisatawan meningkat sebesar 14%, naiknya penerimaan bukan pajak dari Rp4,4 Miliar pada 2013 menjadi Rp22,8 miliar pada tahun 2016, serta tumbuhnya Investasi Asing dan Investasi Domestik di wilayah Manggarai Barat meningkat masing-masing sebesar 40% dan 6,5% dari 2015 hingga 2017.
Sementara secara nasional, pembangunan proyek strategi nasional diprediksi akan meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto sebesar 1,7% – 2,5% pada 2019. Pada tahun 2023, diperkirakan mencapai 7,2% dan mencapai 9,3% pada 2030. Pada tahun 2019 nanti, diprediksi terjadi peningkatan tingkat pekerjaan sebesar 6,7% menjadi 7,6% dan penurunan tingkat kemiskinan hingga 14,9%.
Menjelang berakhirnya paparan materi dalam kuliah umum ini Bastary Pandji Indra menyatakan bahwa kita memang tidak bisa menyamakan infrastruktur Indonesia dengan negara-negara yang sudah maju seperti Amerika, Singapura, atau Jepang. Bisa dikatakan bahwa Indonesia masih tertinggal beberapa dekade dibandingkan negara-negara tersebut. Namun baginya, ketertinggalan ini justru bisa menjadi pemicu dan menumbuhkan rasa optimisme akan pembangunan Indonesia yang lebih maju. Dalam sesi terakhir, mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya. Kuliah umum ini kemudian ditutup dengan foto bersama.